NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO
SAMMASAMBUDDHASSA
Bagian 1
Meditasi adalah jalan untuk mencapai
pelepasan. Dalam meditasi orang melepas dunia yang rumit di luar untuk
dapat meraih dunia yang tenteram di dalam. Dalam semua jenis aliran
mistik dan dalam banyak tradisi, ini dikenal sebagai jalan menuju
pikiran yang murni dan kokoh. Pengalaman dari pikiran yang murni ini,
terbebas dari dunia, sangatlah menakjubkan dan membahagiakan.
Selama retret meditasi ini akan
diperlukan kerja keras pada mulanya, namun embanlah kerja kerasnya
dengan menyadari bahwa hal itu akan mengarahkan anda untuk mengalami
keadaan-keadaan yang sangat indah dan berarti. Semua itu akan sebanding
dengan usahanya! Merupakan sebuah hukum alam bahwa tanpa usaha orang
takkan dapat membuat kemajuan. Entah orang tersebut adalah seorang
perumah-tangga ataupun rahib, tanpa usaha orang takkan sampai ke manapun,
dalam meditasi atau apapun juga.
Usaha saja, walau demikian, tidaklah
cukup. Usaha perlu kecakapan. Ini berarti mengarahkan energi anda persis
pada tempat yang benar dan menjaganya di sana sampai tugasnya selesai.
Usaha yang penuh kecakapan tidaklah merintangi maupun mengganggu anda,
sebaliknya itu menghasilkan kedamaian yang indah dari meditasi mendalam.
Untuk dapat mengetahui ke mana usaha
anda semestinya diarahkan, anda harus memiliki pemahaman yang jernih
mengenai tujuan meditasi. Tujuan dari meditasi ini adalah kesunyian yang
indah, keheningan dan kejernihan pikiran. Bila anda dapat mengerti
tujuan tersebut maka tempat untuk mengerahkan usaha anda, cara-cara
untuk mencapai tujuan tersebut menjadi sangat jelas.
Usahanya diarahkan untuk melepas,
untuk mengembangkan pikiran yang condong pada pelepasan. Salah satu dari
banyak pernyataan sederhana namun mendalam dari Sang Buddha adalah bahwa
"seorang meditator yang pikirannya condong pada pelepasan, dengan mudah
mencapai Samadhi (tujuan meditasi)". Meditator seperti itu memperoleh
tingkat-tingkat kebahagiaan batin secara hampir-hampir otomatis. Apa
yang Sang Buddha katakan adalah bahwa penyebab utama untuk mencapai
meditasi yang mendalam, untuk mencapai tingkat-tingkat yang sangat kuat
ini adalah kemauan untuk meninggalkan, untuk melepas dan untuk
menanggalkan.
Selama retret meditasi ini, kita
tidak akan mengembangkan pikiran yang menumpuk dan melekat pada segala
hal, namun sebaliknya kita mengembangkan pikiran yang mau melepas segala
hal, melepas segala beban. Di luar meditasi kita harus membawa beban
berupa tugas-tugas kita yang banyak, bagaikan begitu banyak kopor-kopor
berat, namun di dalam masa meditasi muatan sebanyak itu tidaklah
diperlukan. Jadi, di dalam meditasi tinjaulah apakah anda dapat
membongkar muatan sebanyak mungkin. Pikirkan segala hal ini sebagai
beban, bobot berat yang menghimpit anda. Kemudian anda akan mempunyai
sikap yang benar untuk melepas segala hal ini, meninggalkan mereka
dengan bebas tanpa memandang balik. Usaha ini, sikap ini, gerakan
pikiran yang condong pada pelepasan ini, adalah apa yang akan
mengarahkan anda ke dalam meditasi yang mendalam. Bahkan selama
tingkat-tingkat awal dari retret meditasi ini, cobalah apakah anda dapat
membangkitkan energi pelepasan, kemauan untuk memasrahkan segala hal,
dan sedikit demi sedikit pelepasan akan terjadi. Ketika anda memasrahkan
segala hal dalam pikiran anda maka anda akan merasa lebih ringan, tak
berbeban dan bebas. Dalam jalan meditasi, meninggalkan segala hal itu
terjadi secara bertahap, langkah demi langkah.
Anda boleh melewati tahap awal secara
cepat bila anda mau, namun hati-hatilah bila anda melakukannya. Kadang
kala ketika anda melewati langkah-langkah awal terlalu cepat, anda
temukan bahwa pekerjaan pendahuluan belum selesai. Seperti mencoba
membangun sebuah rumah di atas landasan yang lemah dan terburu-buru.
Strukturnya dibangun dengan cepat, namun runtuh dengan cepat pula! Jadi
anda bijaksana menghabiskan banyak waktu pada landasannya, dan juga pada
"lantai pertama", membuat pekerjaan dasar dengan baik, kuat dan kokoh.
Kemudian ketika anda berlanjut ke lantai yang lebih tinggi,
tingkat-tingkat kebahagiaan meditasi, mereka pun stabil dan kokoh.
Dalam cara saya mengajar meditasi,
saya suka memulai pada tahap yang sangat sederhana berupa
pelepasan muatan masa lalu dan masa depan. Kadang anda mungkin
berpikir bahwa ini adalah hal yang sangat mudah untuk dilakukan, bahwa
ini terlalu dasar. Namun, bila anda memberikan segenap usaha anda, tidak
berlari mendahului menuju tahap-tahap meditasi yang lebih tinggi sampai
anda telah secara layak mencapai tujuan pertama berupa perhatian yang
terus-menerus pada saat kini, maka anda akan temukan nantinya bahwa anda
telah membentuk landasan yang sangat kuat untuk membangun tahap-tahap
yang lebih tinggi.
Meninggalkan masa lalu berarti bahkan
tidak memikirkan pekerjaan anda, keluarga anda, komitmen-komitmen anda,
tanggung jawab-tanggung jawab anda, sejarah hidup anda, masa-masa baik
maupun buruk yang anda alami sewaktu kecil..., anda meninggalkan semua
pengalaman masa lalu dengan tidak memperlihatkan minat padanya sama
sekali. Anda menjadi seseorang yang tanpa sejarah hidup selama waktu
anda bermeditasi. Anda bahkan tidak berpikir dari mana anda berasal, di
mana anda dilahirkan, siapa orang tua anda atau bagaimana anda dulu
diasuh. Semua sejarah hidup ditinggalkan dalam meditasi. Dengan begini,
setiap orang di retret ini menjadi sebanding, hanya seorang meditator.
Tidak penting seberapa banyak tahun anda telah bermeditasi, entah anda
seorang kawakan atau pemula. Bila anda meninggalkan semua sejarah hidup
tersebut maka kita semua sebanding dan bebas. Kita membebaskan diri kita
dari berbagai keprihatinan, pencerapan dan pemikiran ini yang membatasi
kita dan yang menghentikan kita dalam mengembangkan kedamaian yang
timbul dari pelepasan. Jadi setiap "bagian" dari sejarah hidup anda
akhirnya dilepas, bahkan sejarah hidup mengenai apa yang telah terjadi
pada diri anda sejauh ini dalam retret ini, bahkan ingatan mengenai apa
yang terjadi pada diri anda sesaat yang lalu! Dengan begini, anda tidak
membawa beban dari masa lalu ke dalam masa kini. Apapun yang telah
terjadi, anda tidak lagi berminat padanya dan anda melepaskannya. Anda
tidak membiarkan masa lalu berkumandang dalam pikiran anda.
Saya menggambarkan ini umpamanya
mengembangkan pikiran anda laksana sel berbantal. Sewaktu pengalaman,
pencerapan atau pemikiran apapun menghantam tembok dari "sel berbantal",
ia tidak mental balik kembali. Ia cuma tenggelam dalam bantalan dan
berhenti tepat di sana. Jadi kita tidak membiarkan masa lalu bergema
dalam kesadaran kita, pastinya bukan hari kemarin dan segala masa
sebelumnya, sebab kita sedang mengembangkan pikiran yang condong pada
pelepasan, pemasrahan dan tak berbeban.
Beberapa orang mempunyai pandangan
bahwa bila mereka mengambil masa lalu untuk perenungan, mereka entah
bagaimana dapat belajar sesuatu darinya dan memecahkan masalah-masalah
masa lalu. Namun, anda harus mengerti bahwa sewaktu anda menatap masa
lalu, anda bagaimanapun juga melihat melalui lensa yang terdistorsi.
Bagaimanapun itu anda pikirkan, sebenarnya itu tidak sungguh-sungguh
demikian! Inilah mengapa orang-orang berdebat mengenai apa yang
sesungguhnya terjadi, bahkan beberapa saat yang lalu. Diketahui secara
luas oleh polisi yang menyelidiki kecelakaan lalu lintas bahwa walaupun
kecelakaan tersebut mungkin baru terjadi setengah jam yang lalu, dua
saksi mata yang berbeda, keduanya sungguh-sungguh jujur, akan memberikan
penuturan yang berbeda. Ingatan kita tak dapat dipercaya. Bila anda
mempertimbangkan betapa tidak terpercayanya ingatan, maka anda tak akan
menaruh nilai pada pemikiran tentang masa lalu. Kemudian anda akan
melepaskannya. Anda dapat menguburnya, sebagaimana anda mengubur orang
yang telah meninggal. Anda menaruhnya dalam peti mati kemudian
menguburnya, atau mengremasinya, dan berakhirlah sudah, selesai. Jangan
lekat pada masa lalu. Jangan terus membawa peti dari saat-saat yang mati
di kepala anda. Bila anda lakukan maka anda memboboti diri sendiri
dengan beban berat yang bukan benar-benar milik anda. Biarkan semua masa
lalu lewat dan anda punya kemampuan untuk bebas pada saat kini.
Sedangkan untuk masa depan,
antisipasi, kekhawatiran, rencana-rencana, dan pengharapan -- lepaskan
pula semua itu. Sang Buddha suatu ketika berkata mengenai masa depan
"apapun yang anda bayangkan, itu akan selalu sesuatu yang berbeda"! Masa
depan ini diakui oleh orang yang arif sebagai tak pasti, tak diketahui
dan begitu tak terduga. Seringkali merupakan suatu kedunguan untuk
membayangkan masa depan, dan selalu merupakan kesia-siaan besar dari
waktu anda untuk memikirkan masa depan di dalam meditasi.
Sewaktu anda bekerja dengan pikiran
anda, anda temukan bahwa pikiran begitu anehnya. Ia dapat melakukan
hal-hal yang menakjubkan dan tak terduga. Sangatlah umum bagi para
meditator yang sedang mengalami masa sulit, yang tidak merasa damai,
untuk duduk di sana berpikir "Nah ini lagi, satu jam frustasi". Walaupun
mereka mulai berpikir seperti itu, menyangka akan gagal, sesuatu yang
aneh terjadi dan mereka masuk ke dalam meditasi yang sangat damai.
Baru-baru ini saya mendengar seorang
laki-laki yang menjalani retret sepuluh hari pertamanya. Setelah hari
pertama tubuhnya terasa begitu sakit hingga ia meminta pulang ke rumah.
Gurunya berkata "Tinggallah sehari lagi dan rasa sakitnya akan lenyap,
saya janji". Maka ia tinggal sehari lagi, rasa sakitnya semakin
menjadi-jadi hingga ia ingin pulang ke rumah lagi. Gurunya mengulangi
"satu hari lagi saja, rasa sakitnya akan pergi". Ia tinggal untuk hari
ketiga dan rasa sakitnya semakin parah. Tiap-tiap sembilan hari itu, di
sore hari ia mendatangi gurunya dan, kesakitan, meminta untuk pulang ke
rumah dan gurunya akan berkata, "satu hari lagi saja dan sakitnya akan
lenyap". Sungguh-sungguh melampaui harapannya bahwa, pada hari terakhir,
sewaktu ia mulai duduk pertama di pagi hari, rasa sakitnya benar-benar
lenyap! Tidak datang kembali. Ia dapat duduk dalam jangka waktu yang
panjang tanpa rasa sakit sama sekali! Ia begitu keheranan pada betapa
menakjubkannya pikiran ini dan bagaimana ia dapat membuahkan hasil-hasil
yang begitu tak terduga. Jadi, anda tidak mengetahui masa depan. Bisa
sedemikian anehnya, bahkan ganjil, benar-benar melampaui apapun yang
anda harapkan. Pengalaman-pengalaman seperti ini memberikan anda
kebijaksanaan dan keberanian untuk meninggalkan semua pikiran mengenai
masa depan, dan semua harapan-harapannya sekalian.
Sewaktu anda sedang bermeditasi dan
berpikir "Masih berapa menit lagi mesti dijalani? Berapa lama lagi saya
harus menahan semua ini?" maka itu hanyalah mengeluyur ke dalam masa
depan lagi. Rasa sakitnya bisa saja lenyap dalam sekejap. Kejap
berikutnya bisa saja bebas. Anda tak bisa menyangka apa yang akan
terjadi.
Sewaktu dalam retret, anda telah
bermeditasi selama banyak sesi, anda barangkali berpikir bahwa tak
satupun dari meditasi-meditasi itu yang bagus. Dalam sesi meditasi
berikutnya anda duduk dan segalanya menjadi begitu damai dan mudah. Anda
berpikir "Wah! Sekarang saya bisa bermeditasi!", namun meditasi
berikutnya jelek kembali. Apa yang terjadi di sini?
Guru meditasi pertama saya
memberitahukan saya sesuatu yang waktu itu terdengar sangat aneh. Ia
bilang bahwa tak ada meditasi yang buruk! Ia benar. Semua
meditasi-meditasi itu yang anda sebut buruk, mengecewakan dan tak sesuai
dengan harapan-harapan anda, semua meditasi itu adalah di mana anda
melakukan kerja keras untuk "cek gajian" anda...
Ini seperti seseorang yang pergi
bekerja hari Senin seharian dan tak mendapat uang di akhir hari
tersebut. "Untuk apa kulakukan semua ini?', ia berpikir. Ia bekerja hari
Selasa seharian dan masih tetap tidak mendapat apa-apa. Satu hari yang
buruk lagi. Hari Rabu seharian, hari Kamis seharian, dan tetap tak
terlihat apa-apa dari kerja keras tersebut. Itu adalah empat hari buruk
berturut-turut. Kemudian datang hari Jumat, ia melakukan pekerjaan yang
persis sama seperti sebelumnya dan di akhir hari tersebut boss-nya
memberikan ia sebuah cek gajian. "Wah! Kenapa tiap hari tak bisa jadi
hari gajian?!"
Mengapa tiap meditasi tak bisa jadi
"hari gajian"? Nah, apakah anda mengerti perumpamaan itu? Adalah dalam
meditasi-meditasi yang sulit anda membangun kredit anda, anda membangun
sebab-sebab untuk sukses. Bekerja mencari kedamaian dalam
meditasi-meditasi yang sulit, anda membangun kekuatan anda, momentum
untuk kedamaian. Kemudian sewaktu terdapat cukup kredit dari hal-hal
yang baik, pikiran masuk ke dalam meditasi yang bagus dan itu terasa
laksana "hari gajian". Di dalam meditasi-meditasi yang buruklah anda
bekerja.
Dalam retret yang saya berikan di
Sydney baru-baru ini, selama waktu wawancara, seorang wanita memberitahu
saya bahwa ia telah jengkel pada saya seharian, namun untuk dua sebab
yang berbeda. Dalam meditasi-meditasi awal ia mengalami masa yang sulit
dan merasa jengkel pada saya karena tidak membunyikan bel untuk
mengakhiri meditasi lebih dini. Dalam meditasi berikutnya ia masuk ke
dalam keadaan damai yang indah dan merasa jengkel pada saya karena
membunyikan bel terlalu dini. Sesi-sesi tersebut semua sama panjangnya,
persis satu jam. Anda tak bakalan menang sebagai seorang guru,
membunyikan bel!
Inilah yang terjadi sewaktu anda
mengantisipasi masa depan, berpikir "Berapa menit lagi sampai belnya
berbunyi?" Itulah di mana anda menyiksa diri sendiri, sewaktu anda
mengangkat sebuah beban berat yang bukan urusan anda. Jadi hati-hatilah
untuk tidak mengangkat kopor berat berupa "Berapa menit lagi mesti
dijalani?" atau "Apa yang mesti kulakukan selanjutnya?" Bila itu adalah
apa yang sedang anda pikirkan, maka anda tidak menaruh perhatian pada
apa yang terjadi sekarang. Anda tidak melakukan meditasi. Anda telah
kehilangan alurnya dan mencari kesulitan.
Dalam tahap meditasi ini jagalah
perhatian anda tepat pada saat kini, pada titik di mana anda bahkan
tidak mengetahui hari apa itu atau pukul berapa itu -- pagi? sore? tidak
tahu! Apa yang anda ketahui adalah saat apa itu -- saat kini! Dengan
begini anda tiba pada skala waktu monastik yang indah di mana anda hanya
bermeditasi dalam saat kini, tidak tahu berapa banyak menit yang telah
lewat dan berapa banyak yang masih tersisa, bahkan tidak ingat hari apa
saat itu.
Suatu kali, sebagai seorang rahib
muda di Thailand, saya betul-betul lupa tahun apa saat itu! Adalah
mengagumkan hidup dalam alam yang nirwaktu, sebuah alam yang begitu jauh
lebih bebas daripada dunia yang dikejar waktu yang biasa kita tinggali.
Dalam alam yang nirwaktu, anda mengalami saat kini, sebagaimana semua
orang-orang bijak telah alami saat-saat yang sama ini selama beribu-ribu
tahun. Itu akan selalu seperti ini, tidak berbeda. Anda telah tiba ke
dalam kenyataan mengenai sekarang.
Kenyataan mengenai sekarang itu
menakjubkan dan mengagumkan. Sewaktu anda telah meninggalkan semua masa
lalu dan masa depan, itu seolah-olah anda telah bangkit hidup. Anda ada
di sini, anda eling. Inilah tahap pertama dari meditasi, keelingan yang
terus-menerus hanya pada saat kini. Mencapai hal ini, anda telah
melakukan banyak sekali. Anda telah melepas beban pertama yang
menghentikan meditasi mendalam. Jadi berikan upaya yang banyak untuk
mencapai tahap pertama ini sampai kuat, kokoh dan teguh. Setelah itu
kita akan memperhalus keelingan saat kini tersebut ke dalam tahap
berikutnya -- keelingan sunyi atas saat kini.
Bagian 2
Dalam Bagian 1 dari artikel tiga
bagian ini, saya uraikan secara garis besar tujuan dari meditasi ini,
yakni kesunyian, keheningan dan kejernihan pikiran yang indah, yang
mengandung wawasan-wawasan yang paling mendalam. Kemudian saya tunjukkan
tema dasar yang membentang bagaikan benang tak terputus di sepanjang
semua meditasi, yaitu pelepasan beban-beban jasmaniah maupun batiniah.
Akhirnya, dalam Bagian 1, saya gambarkan secara panjang lebar latihan
yang mengarah pada apa yang saya sebut tahap pertama dari meditasi ini,
dan tahap pertama tersebut dicapai ketika meditator dengan nyaman
tinggal dalam saat kini selama jangka waktu yang panjang & tak terputus.
Sebagaimana saya tulis dalam artikel sebelumnya "Kenyataan mengenai
sekarang itu menakjubkan dan mengagumkan... Mencapai hal ini, anda telah
melakukan banyak sekali. Anda telah melepas beban pertama yang
menghentikan meditasi mendalam." Namun setelah mencapai begitu banyak,
orang mesti melangkah lebih jauh ke dalam kesunyian pikiran yang semakin
indah dan sesungguhnya.
Perlu dijelaskan di sini perbedaan
antara keelingan sunyi atas saat kini dan berpikir mengenainya.
Perumpamaan menonton pertandingan tenis di TV akan memberi kejelasan.
Sewaktu menonton pertandingan semacam itu, anda bisa perhatikan bahwa
pada kenyataannya terdapat dua pertandingan yang terjadi secara
bersamaan -- ada pertandingan yang anda lihat di layar, dan ada
pertandingan yang anda dengar digambarkan oleh komentator. Apalagi bila
seorang Australia bermain dengan seorang Selandia Baru maka komentar
dari komentator Australia bakalan banyak berbeda dari apa yang
sesungguhnya terjadi! Komentar seringkali bias. Dalam perumpamaan ini,
menonton layar tanpa komentar berarti keelingan sunyi dalam meditasi,
menaruh perhatian pada komentar berarti berpikir mengenainya. Anda mesti
sadari bahwa anda jauh lebih dekat pada Kebenaran sewaktu anda mengamati
tanpa komentar, sewaktu anda mengalami hanya keelingan sunyi atas saat
kini.
Kadang kala lewat komentar hatilah
bahwa kita pikir kita mengenal dunia. Sesungguhnya, celoteh hati tidak
mengenal dunia sama sekali! Celoteh hatilah yang merangkai waham
penyebab penderitaan. Celoteh hatilah yang menyebabkan kita marah
terhadap mereka yang kita anggap musuh kita, dan mempunyai kelekatan
yang berbahaya terhadap mereka yang kita anggap orang-orang yang kita
cintai. Celoteh hati menyebabkan semua masalah-masalah hidup. Ia
membangun rasa takut dan bersalah. Ia menciptakan kekhawatiran dan
depresi. Ia membangun ilusi sepasti komentator mahir di TV dapat
memanipulasi pemirsa untuk menimbulkan kemarahan atau tangisan. Maka
bila anda mencari Kebenaran, anda mesti menghargai keelingan sunyi,
memandangnya sangat penting, sewaktu bermeditasi, daripada pikiran
apapun juga.
Penghargaan tinggi yang orang berikan
pada pemikiran-pemikirannyalah yang merupakan rintangan utama menuju
keelingan sunyi. Dengan berhati-hati menyingkirkan rasa penting yang
orang berikan pada pemikirannya dan menyadari nilai serta kebenaran dari
keelingan sunyi merupakan wawasan yang membuat tahap kedua ini --
keelingan sunyi atas saat kini -- menjadi mungkin.
Salah satu cara yang indah untuk
mengatasi komentar hati adalah dengan mengembangkan semacam keelingan
saat kini yang halus, di mana anda memperhatikan tiap saat begitu
dekatnya sehingga anda sama sekali tidak punya waktu untuk mengomentari
apa yang baru terjadi. Sebuah pikiran seringkali merupakan pendapat
mengenai apa yang baru terjadi, misalnya "Itu tadi bagus",
"Itu tadi jelek", "Apa itu tadi?" Semua
komentar ini adalah mengenai pengalaman yang baru lewat. Sewaktu anda
mencatat, membuat komentar mengenai pengalaman yang baru lewat, maka
anda tidak menaruh perhatian pada pengalaman yang baru saja tiba. Anda
berurusan dengan pengunjung-pengunjung lama dan mengabaikan
pengunjung-pengunjung baru yang datang sekarang!
Anda bisa bayangkan pikiran anda
sebagai tuan rumah di sebuah pesta, bertemu dengan tamu-tamu ketika
mereka sampai di pintu. Bila seorang tamu sampai dan anda menemuinya
serta mulai bercakap-cakap dengannya mengenai ini itu, maka anda tidak
melakukan tugas anda menaruh perhatian pada tamu baru yang sampai di
pintu. Oleh sebab seorang tamu sampai di pintu setiap saat, yang anda
bisa lakukan hanyalah menyalaminya dan kemudian segera menyalami yang
berikutnya. Anda tidak mampu untuk masuk ke dalam percakapan yang
singkat sekalipun dengan tamu mana saja, karena ini berarti anda akan
melewatkan tamu yang berikutnya. Dalam meditasi, semua pengalaman datang
lewat pintu indera-indera kita ke dalam pikiran satu demi satu secara
berurutan. Bila anda menyalami satu pengalaman dengan keelingan dan
kemudian masuk ke dalam percakapan dengan tamu anda tersebut, maka anda
akan melewatkan pengalaman berikutnya yang ikut tepat di belakangnya.
Bila anda benar-benar bersama tiap
pengalaman, dengan tiap tamu yang datang di pikiran anda, maka anda
tidak punya ruang untuk celoteh hati. Anda tak dapat mengoceh pada diri
anda oleh sebab anda sepenuhnya sibuk dalam menyalami segalanya secara
eling ketika itu tiba di pikiran anda. Inilah keelingan saat kini yang
halus sampai kepada tingkat di mana ia menjadi keelingan sunyi kini
dalam setiap saat.
Anda temukan, ketika mengembangkan
tingkat kesunyian hati tersebut, bahwa ini mirip melepaskan satu lagi
beban yang berat. Ini seolah-olah anda telah membawa ransel besar berat
di punggung anda selama empat atau lima puluh tahun terus-menerus dan
selama waktu tersebut anda dengan letihnya tertatih-tatih menempuh
berkilo-kilo meter. Sekarang anda telah memiliki keberanian dan
menemukan kebijaksanaan untuk melepas ransel tersebut dan menaruhnya di
tanah untuk sementara. Orang merasa begitu sangat lega, begitu ringan,
begitu bebas oleh sebab ia sekarang tidak dibebani dengan ransel berat
berupa ocehan hati tersebut.
Metode bermanfaat lain dalam
mengembangkan keelingan sunyi adalah dengan mengenali jeda di antara
pikiran, di antara periode ocehan hati. Bila anda perhatikan dari dekat
dengan keelingan yang tajam sewaktu satu pikiran berakhir dan sebelum
pikiran lainnya mulai -- DI SANA! Itulah keelingan sunyi. Itu
kemungkinan hanya sesaat pada mulanya namun ketika anda mengenali
kesunyian singkat itu anda menjadi terbiasa dengannya, dan ketika anda
menjadi terbiasa dengannya maka kesunyian itu berlangsung lebih lama.
Anda mulai menikmati kesunyian itu, ketika akhirnya anda menemukannya,
dan itulah mengapa ia tumbuh. Namun ingat, kesunyian itu pemalu. Bila
kesunyian mendengar anda berbicara mengenainya, ia lenyap seketika!
Sangatlah baik bagi masing-masing
kita bila dapat meninggalkan celoteh hati dan tinggal dalam keelingan
sunyi atas saat kini secara cukup lama untuk menyadari betapa
menyenangkannya hal itu. Kesunyian jauh lebih menghasilkan kebijaksanaan
dan kejernihan daripada berpikir. Sewaktu anda menyadari betapa jauh
lebih menyenangkan dan berharganya sunyi di dalam, maka kesunyian
menjadi lebih menarik dan penting bagi anda. Kesunyian Hati menjadi
kecenderungan pikiran. Pikiran mencari kesunyian terus-menerus, sampai
pada titik di mana ia berpikir hanya bila benar-benar perlu, hanya bila
ada maksudnya. Karena, pada tahap ini, anda telah menyadari bahwa
kebanyakan pemikiran kita betul-betul tak berarti, bahwa itu tidak
menghantarkan anda ke mana-mana, hanya memberikan anda lebih banyak
sakit kepala, anda dengan gembira dan mudah menghabiskan banyak waktu
dalam keheningan hati.
Tahap kedua dari meditasi ini,
lantas, adalah keelingan sunyi atas saat kini. Anda boleh
menghabiskan bagian terbesar waktu anda hanya mengembangkan kedua tahap
ini oleh sebab bila anda dapat sampai begini jauh anda telah melangkah
jauh sekali dalam meditasi anda. Dalam keelingan sunyi atas "Hanya
Sekarang" itu anda akan mengalami lebih banyak kedamaian, kebahagiaan
dan kebijaksanaan sesudahnya.
Bila anda ingin melangkah lebih jauh,
maka daripada eling secara sunyi atas apapun yang datang ke dalam
pikiran, anda memilih keelingan sunyi saat kini atas hanya SATU HAL.
SATU HAL tersebut dapat berupa pengalaman akan nafas, gagasan mengenai
cinta kasih (METTA), lingkaran berwarna yang dibayangkan pikiran
(KASINA) atau beberapa lainnya, yang kurang umum, sebagai titik pusat
bagi keelingan. Di sini kita akan gambarkan keelingan sunyi saat kini
atas nafas.
Memilih untuk memusatkan perhatian
kita atas satu hal adalah melepaskan keberagaman dan bergerak ke arah
lawannya, kesatuan. Ketika pikiran mulai menyatu, menopang perhatian
hanya pada satu hal, pengalaman akan kedamaian, kebahagiaan dan kekuatan
bertambah secara berarti. Anda temukan di sini bahwa keberagaman
kesadaran -- bagaikan memiliki enam telepon di meja kita yang berdering
bersamaan -- adalah suatu beban, dan melepaskan keberagaman ini -- hanya
membiarkan satu telepon, saluran pribadi di meja kita -- adalah suatu
kelegaan hingga membangkitkan kebahagiaan. Pemahaman bahwa keberagaman
adalah sebuah beban itu penting untuk dapat menetap pada nafas.
Bila anda telah mengembangkan
keelingan sunyi atas saat kini dengan cermat selama jangka waktu yang
panjang, maka anda akan menemukannya cukup mudah untuk mengalihkan
keelingan tersebut pada nafas dan mengikuti nafas tersebut dari saat ke
saat tanpa henti. Ini oleh sebab dua rintangan utama dari meditasi
pernafasan telah ditundukkan. Yang pertama dari dua rintangan ini adalah
kecenderungan pikiran untuk melenceng ke dalam masa lalu atau masa
depan, dan rintangan kedua adalah celoteh hati. Inilah mengapa saya
mengajarkan dua tahap awal berupa keelingan saat kini dan keelingan
sunyi atas saat kini sebagai persiapan yang kokoh untuk meditasi yang
lebih mendalam atas nafas.
Seringkali terjadi bahwa para
meditator memulai meditasi pernafasan sewaktu pikiran mereka masih
berlompat-lompat antara masa lalu dan masa depan, dan sewaktu keelingan
sedang ditenggelamkan oleh komentar hati. Dengan tiada persiapan mereka
temukan meditasi pernafasan itu begitu sulit, bahkan mustahil dan
menyerah dalam keputusasaan. Mereka menyerah oleh sebab mereka tidak
memulai pada tempat yang benar. Mereka tidak melakukan pekerjaan awal
sebelum mengambil nafas sebagai pusat perhatian mereka. Namun, bila
pikiran telah dipersiapkan secara baik dengan menyelesaikan dua tahap
pertama ini maka anda akan temukan sewaktu anda beralih ke nafas, anda
dapat menetapkan perhatian anda padanya dengan mudah. Bila anda
menemukannya sulit untuk menjaga perhatian pada nafas anda maka ini
adalah sebuah tanda bahwa anda tergesa-gesa dalam dua tahap pertama.
Kembalilah pada latihan-latihan awal! Kesabaran yang cermat adalah jalan
tercepat.
Sewaktu anda berpusat pada nafas,
anda berpusat pada pengalaman akan nafas yang terjadi sekarang. Anda
mengalami "sesuatu yang memberitahu anda apa yang nafas sedang lakukan",
entah itu sedang masuk atau keluar atau di antaranya. Beberapa guru
bilang agar memperhatikan nafas di ujung hidung, beberapa bilang agar
memperhatikannya di perut, dan beberapa bilang agar memindahkannya ke
sini dan kemudian memindahkannya ke sana. Saya temukan lewat pengalaman
bahwa tidak masalah di mana anda memperhatikan nafas. Kenyataannya lebih
baik tidak melokasikan nafas di manapun! Bila anda melokasikan nafas di
ujung hidung maka itu menjadi keelingan hidung, bukan keelingan nafas,
dan bila anda melokasikannya di perut maka itu menjadi keelingan perut.
Coba ajukan pada diri anda pertanyaan ini sekarang "Apakah saya sedang
menarik nafas ataukah mengeluarkan nafas? Bagaimana anda tahu? Di
situ!". Pengalaman itu yang memberitahu anda apa yang nafas sedang
lakukan, itulah apa yang anda pusatkan dalam meditasi pernafasan.
Lepaskan semua keprihatinan mengenai di mana pengalaman ini berlokasi;
pusatkan hanya pada pengalaman itu saja.
Penghalang yang umum pada tahap ini
adalah kecenderungan untuk mengendalikan pernafasan, dan ini membuat
pernafasan tidak nyaman. Untuk mengatasi penghalang ini, bayangkan bahwa
anda hanyalah seorang penumpang dalam sebuah mobil yang melihat melalui
jendela kepada nafas anda. Anda bukanlah si pengemudi, bukan pula
seorang "pengemudi belakang", jadi berhentilah memberikan
perintah-perintah, lepaskan dan nikmati perjalanannya. Biarkan nafas
melakukan pernafasan selagi anda sekadar memperhatikannya tanpa ikut
campur.
Sewaktu anda tahu nafas sedang masuk,
atau nafas sedang keluar, untuk katakanlah seratus nafas secara
berturut-turut, tidak terlewat satupun, maka anda telah mencapai apa
yang saya sebut tahap ketiga dari meditasi ini, perhatian
terus-menerus pada nafas. Ini lebih damai dan bahagia daripada
tahap sebelumnya. Untuk melangkah lebih jauh, anda sekarang mengarah
pada perhatian terus-menerus sepenuhnya pada nafas.
Tahap keempat ini, atau
perhatian terus-menerus sepenuhnya pada nafas, muncul ketika
perhatian seseorang meluas untuk mencakup tiap saat dari nafas. Anda
mengetahui nafas-masuk pada saat yang paling awal, sewaktu sensasi
pertama dari nafas-masuk muncul. Kemudian anda mengamati sensasi-sensasi
tersebut berkembang secara bertahap di sepanjang seluruh nafas-masuk,
tak terlewat bahkan satu saat pun dari nafas-masuk. Ketika nafas-masuk
tersebut selesai, anda mengetahui saat tersebut, anda melihat dalam
pikiran anda pergerakan terakhir dari nafas-masuk. Anda kemudian melihat
saat berikutnya sebagai sebuah jeda di antara nafas, dan kemudian banyak
jeda-jeda lainnya sampai nafas-keluar dimulai. Anda melihat saat pertama
dari nafas-keluar dan tiap sensasi berikutnya ketika nafas-keluar
berjalan, sampai nafas-keluar lenyap sewaktu fungsinya selesai. Semua
ini dilakukan dalam kesunyian dan hanya di dalam saat kini.
Anda mengalami setiap bagian dari
tiap nafas-masuk dan nafas-keluar, secara terus-menerus selama
beratus-ratus nafas berturut-turut. Inilah mengapa tahap ini disebut
"perhatian terus-menerus SEPENUHNYA pada nafas". Anda tidak dapat
mencapai tahap ini lewat kekuatan, lewat pencengkeraman atau
penggenggaman. Anda hanya dapat mencapai tingkat keheningan ini dengan
melepas segalanya di seluruh jagad raya, kecuali pengalaman sesaat dari
nafas ini yang terjadi secara sunyi sekarang. "Anda" tidak mencapai
tahap ini; pikiran yang mencapai tahap ini. Pikiran melakukan
pekerjaannya sendiri. Pikiran mengenali tahap ini sebagai kediaman yang
sangat damai dan menyenangkan, sendirian saja bersama nafas. Inilah di
mana si "pelaku", bagian utama dari ego seseorang, mulai lenyap.
Anda akan temukan bahwa kemajuan
terjadi tanpa usaha pada tahap meditasi ini. Anda hanya harus menyingkir
dari jalan, melepas, dan memperhatikan itu semua terjadi. Pikiran akan
secara otomatis condong, hanya bila anda membiarkannya, ke arah
penyatuan yang sangat sederhana, damai dan nikmat yaitu sendirian
bersama satu hal, sendirian saja bersama nafas dalam masing-masing dan
tiap-tiap saat. Inilah penyatuan pikiran, penyatuan dalam saat kini,
penyatuan dalam keheningan.
Tahap keempat adalah apa yang saya
sebut "papan loncat" dari meditasi, oleh sebab dari sini orang dapat
terjun ke dalam keadaan penuh bahagia. Ketika anda sekadar menjaga
penyatuan kesadaran ini, dengan tidak ikut campur, nafas akan mulai
melenyap. Nafas tampak berangsur pudar ketika pikiran sebaliknya
berpusat pada apa yang berada di tengah pengalaman akan nafas, yaitu
kedamaian, kebebasan dan kebahagiaan yang menakjubkan.
Pada tahap ini saya menggunakan
istilah "nafas yang indah". Di sini pikiran mengenali bahwa nafas damai
ini luar biasa indahnya. Anda eling akan nafas yang indah ini secara
terus-menerus, saat demi saat, tanpa ada jeda dalam rantai pengalaman.
Anda hanya eling akan nafas yang indah itu, tanpa usaha, dan selama
waktu yang sangat panjang.
Sekarang anda biarkan nafas lenyap
dan yang tertinggal hanyalah "yang indah". Keindahan tak berwujud
menjadi satu-satunya objek pikiran. Pikiran sekarang mengambil objeknya
sendiri. Anda sekarang sama sekali tidak eling akan nafas, tubuh,
pikiran, suara atau dunia di luar. Apa yang anda elingi hanyalah
keindahan, kedamaian, kebahagiaan, cahaya atau apapun yang pencerapan
anda nanti menyebutnya. Anda mengalami hanya keindahan, dengan tiada
sesuatupun yang indah, secara terus-menerus, tanpa usaha. Anda telah
lama melepas ocehan hati, melepas penggambaran hati dan penilaian. Di
sini, pikiran begitu heningnya hingga anda tak dapat berkata apapun.
Anda baru saja mengalami berbunganya
kebahagiaan yang pertama dalam pikiran. Kebahagiaan yang akan
berkembang, tumbuh, menjadi sangat kokoh dan kuat. Dengan demikian anda
masuk ke dalam keadaan meditasi yang disebut Jhana. Namun itu untuk
Bagian 3 dari ceramah ini!
Bagian 3
Bagian 1 dan 2 menggambarkan empat
tahap pertama (sebagaimana mereka disebut di sini) dari meditasi, yaitu:
1. Keelingan saat kini.
2. Keelingan sunyi atas saat kini.
3. Keelingan sunyi saat kini atas nafas.
4. Perhatian terus-menerus sepenuhnya pada nafas.
Masing-masing tahap ini perlu
dikembangkan dengan baik sebelum masuk ke dalam tahap berikutnya.
Sewaktu orang tergesa-gesa melewati "tahap-tahap pelepasan" ini maka
tahap yang lebih tinggi tidak akan tercapai. Ini mirip mendirikan
bangunan tinggi dengan landasan yang kurang kokoh. Lantai pertama
dibangun dengan cepat, begitu pula lantai kedua dan ketiga. Sewaktu
lantai keempat ditambahkan, strukturnya mulai goyah sedikit. Kemudian
ketika mereka mencoba menambahkan lantai kelima kesemuanya ambruk. Jadi
mohon gunakan banyak waktu pada empat tahap awal ini, membuat mereka
semuanya kokoh dan stabil, sebelum melangkah ke dalam tahap kelima. Anda
mesti mampu menjaga tahap keempat, "perhatian terus-menerus sepenuhnya
pada nafas", eling atas tiap saat dari nafas tanpa jeda, selama dua atau
tiga ratus nafas berturut-turut dengan mudah. Saya tidak mengatakan agar
menghitung nafas selama tahap ini, namun saya memberikan petunjuk jangka
waktu di mana orang mesti tinggal dalam tahap 4 sebelum melangkah lebih
lanjut. Dalam meditasi, kesabaran adalah jalan tercepat!
Tahap kelima disebut "perhatian
terus-menerus sepenuhnya pada nafas yang indah". Seringkali,
tahap ini mengalir secara alami, tanpa kelim, dari tahap sebelumnya.
Ketika perhatian penuh seseorang menetap dengan mudah dan terus-menerus
pada pengalaman akan nafas, dengan tiada sesuatupun mengganggu aliran
keelingan yang rata, nafas tersebut menjadi tenang. Ia berubah dari
nafas biasa yang kasar, menjadi "nafas indah" yang sangat halus dan
damai. Pikiran mengenali nafas indah ini dan menikmatinya. Pikiran
mengalami kepuasan yang semakin mendalam. Membahagiakan sekadar berada
di sana memperhatikan nafas indah ini. Pikiran tidak perlu didorong. Ia
tinggal bersama nafas indah ini dengan sendirinya. "Anda" tidak
melakukan apapun. Bila anda mencoba melakukan sesuatu pada tahap ini,
anda mengganggu keseluruhan proses, keindahannya hilang dan, laksana
mendarat di kepala ular dalam permainan ular tangga, anda jatuh mundur
beberapa tingkat. Si "pelaku" harus lenyap dari tahap meditasi ini,
dengan hanya si "pemerhati" mengamati secara pasif.
Sebuah cara yang membantu untuk
mencapai tahap ini adalah dengan mematahkan kesunyian hati sekali saja,
dan dengan lembut katakanlah pada diri anda: "Tenang". Itu saja. Pada
tahap meditasi ini, pikiran biasanya begitu peka hingga sentuhan sedikit
saja seperti ini menyebabkan pikiran mengikuti perintah tersebut dengan
patuh. Nafas menjadi tenang dan nafas yang indah muncul.
Sewaktu anda secara pasif mengamati
hanya nafas indah itu setiap saat, pencerapan akan (nafas) "masuk" atau
(nafas) "keluar", atau awal atau pertengahan atau akhir dari sebuah
nafas, semuanya mesti dibiarkan lenyap. Yang diperhatikan hanyalah
pengalaman akan nafas indah ini yang terjadi sekarang. Pikiran tidak
mempedulikan pada bagian daur nafas mana ini berada, tidak pula pada
bagian tubuh mana ini terjadi. Di sini kita menyederhanakan objek
meditasi, pengalaman akan nafas setiap saat, melucuti semua
detail-detail yang tidak perlu, bergerak melampaui kemenduaan atas
"masuk" dan "keluar", dan hanya eling akan nafas indah yang tampak halus
dan berkesinambungan, hampir-hampir tak berubah sama sekali.
Jangan lakukan apapun sama sekali,
dan lihat seberapa halus dan indah dan nirwaktu nafas tersebut dapat
nampak. Lihat seberapa tenang anda dapat membiarkannya terjadi. Gunakan
waktu untuk mengecap rasa manis dari nafas indah tersebut, yang semakin
tenang, semakin manis.
Sekarang nafas tersebut akan lenyap,
bukan sewaktu "anda" menginginkannya melainkan sewaktu terdapat cukup
ketenangan, meninggalkan hanya "yang indah". Perumpamaan dari
kesusastraan Inggris dapat membantu. Dalam "Alice in Wonderland"-nya
Lewis Carrol, Alice dan Ratu Putih melihat visiun berupa kucing Cheshire
yang tersenyum nampak di langit. Ketika mereka memperhatikannya,
mula-mula ekor kucing itu lenyap, kemudian cakarnya diikuti oleh
kaki-kakinya yang selebihnya. Segera badan kucing Cheshire itu
seluruhnya lenyap meninggalkan hanya kepalanya, masih dengan sebuah
senyuman. Kemudian kepalanya mulai pudar, dari telinga dan sungut ke
dalam, dan segera kepala kucing yang tersenyum itu benar-benar lenyap --
kecuali senyumannya yang tetap tertinggal di langit! Ini adalah sebuah
senyuman tanpa bibir yang melakukan senyum, namun demikian sebuah
senyuman yang nampak. Ini adalah analogi yang akurat bagi proses
pelepasan yang terjadi pada titik ini dalam meditasi. Kucing dengan
sebuah senyuman di wajahnya berarti nafas yang indah. Kucing tersebut
lenyap menggambarkan nafas yang lenyap dan senyuman tak berwujud yang
masih nampak di langit berarti objek mental murni "keindahan" yang
nampak jelas dalam pikiran.
Objek mental murni ini disebut sebuah
"NIMITTA". "Nimitta" berarti "tanda", di sini berupa tanda batiniah. Ini
adalah objek nyata dalam alam pikiran (CITTA), dan sewaktu ia muncul
untuk pertama kalinya ia luar biasa aneh. Orang sama sekali tidak pernah
mengalami sesuatu seperti itu sebelumnya. Namun demikian, kegiatan batin
yang disebut "pencerapan" mencari lewat tumpukan ingatan dari pengalaman
hidupnya sesuatu yang bahkan hanya sedikit mirip agar dapat menyediakan
sebuah gambaran bagi pikiran. Bagi kebanyakan meditator, "keindahan tak
berwujud" ini, kenikmatan batiniah ini, dicerap sebagai sebuah cahaya
yang indah. Ia bukanlah cahaya. Mata tertutup dan kesadaran penglihatan
telah lama dipadamkan. Ia adalah kesadaran pikiran yang terbebas untuk
pertama kalinya dari dunia lima indera. Ia laksana bulan purnama, yang
di sini berarti pikiran yang cemerlang, keluar dari balik awan, yang di
sini berarti dunia lima indera. Ia adalah pikiran yang mengejawantah,
bukan sebuah cahaya, namun bagi kebanyakan orang ia muncul seperti
sebuah cahaya, ia dicerap sebagai sebuah cahaya, oleh sebab penggambaran
yang tak sempurna inilah yang terbaik yang pencerapan dapat berikan.
Bagi para meditator lainnya,
pencerapan memilih untuk menggambarkan munculnya pikiran untuk pertama
kalinya ini dalam bentuk sensasi jasmaniah, semacam kesentosaan yang
intens atau ekstasi. Sekali lagi, kesadaran tubuh (yang mengalami
kenikmatan dan rasa sakit, panas dan dingin, dsb) telah lama ditutup dan
ini bukanlah perasaan jasmaniah. Ia hanya "dicerap" sebagai mirip
kenikmatan. Beberapa orang melihat cahaya putih, beberapa melihat
bintang emas, beberapa melihat mutiara biru ... faktanya yang penting
diketahui adalah bahwa mereka semua menggambarkan fenomena yang sama.
Mereka semua mengalami objek mental murni yang sama dan detail-detail
yang berbeda ini ditambahkan oleh pencerapan-pencerapan mereka yang
berbeda.
Anda dapat mengenali sebuah nimitta
lewat 6 ciri berikut: 1) Ia nampak hanya sesudah tahap kelima dari
meditasi, sesudah meditator telah bersama nafas yang indah selama waktu
yang panjang; 2) Ia muncul setelah nafas lenyap; 3) Ia hanya datang
sewaktu lima indera luar berupa penglihatan, pendengaran, penciuman,
pengecapan dan peraba benar-benar absen; 4) Ia mengejawantah hanya dalam
pikiran yang sunyi, sewaktu pikiran-pikiran pengomentar (celoteh hati)
betul-betul absen; 5) Ia aneh namun sungguh menarik; 6) Ia berupa objek
sederhana yang indah. Saya sebutkan ciri-ciri ini supaya anda mampu
membedakan nimitta yang nyata dengan yang khayalan.
Tahap keenam, lantas, disebut
"mengalami nimitta yang indah". Ia dicapai ketika orang melepas jasmani,
pemikiran, dan lima indera (termasuk keelingan akan nafas) sepenuhnya
hingga hanya nimitta yang indah tertinggal.
Kadang kala sewaktu nimitta pertama
kali muncul ia bisa nampak "pudar". Dalam tahap ini, anda mesti segera
kembali pada tahap meditasi sebelumnya, keelingan sunyi terus-menerus
atas nafas yang indah. Anda beralih ke nimitta terlalu cepat. Kadang
kala nimitta itu cemerlang namun tidak stabil, berpendar-pendar laksana
lentera mercu suar dan kemudian lenyap. Lagi-lagi ini menunjukkan bahwa
anda telah meninggalkan nafas yang indah terlalu dini. Seseorang mesti
mampu menopang perhatiannya pada nafas yang indah dengan mudah selama
waktu yang sangat panjang, sebelum pikiran mampu menjaga perhatian yang
jernih pada nimitta yang jauh lebih halus. Jadi latihlah pikiran pada
nafas yang indah, latihlah dengan sabar dan tekun, kemudian ketika sudah
waktunya untuk beralih ke nimitta, ia nampak cemerlang, stabil dan mudah
untuk ditopang.
Penyebab utama mengapa nimitta nampak
pudar adalah karena dalamnya kepuasan hati terlalu dangkal. Anda masih
"menginginkan" sesuatu. Biasanya, anda menginginkan nimitta yang
cemerlang atau anda menginginkan Jhana. Ingatlah, dan ini penting,
Jhana-jhana adalah keadaan melepas, keadaan kepuasan hati yang luar
biasa dalam. Jadi lepaskan pikiran yang lapar tersebut, kembangkan
kepuasan hati pada nafas yang indah, maka nimitta serta jhana akan
terjadi dengan sendirinya.
Penyebab utama mengapa nimitta tidak
stabil adalah karena si "pelaku" tidak bisa berhenti ikut campur. Si
"pelaku" merupakan pengendali, pengemudi belakang, yang selalu terlibat
pada apa yang tidak semestinya dan mengacaukan segalanya. Meditasi ini
adalah proses alami untuk sampai pada tetirah dan ia mewajibkan "anda"
untuk menyingkir sepenuhnya dari jalan. Meditasi mendalam hanya muncul
sewaktu anda betul-betul melepas, dan ini berarti BETUL-BETUL MELEPAS
sampai pada titik di mana proses menjadi tak terakses oleh si "pelaku".
Sebuah cara yang terampil untuk
mencapai pelepasan mendalam seperti itu adalah dengan secara sengaja
menawarkan hadiah keyakinan pada nimitta tersebut. Patahkan kesunyian
tersebut untuk sesaat saja, begitu lembutnya, dan bisikkan seolah-olah
berada di dalam pikiran anda bahwa anda memberikan keyakinan sepenuhnya
pada nimitta tersebut, sehingga si "pelaku" dapat melepas semua kendali
dan lenyap. Pikiran, yang diwakili di sini oleh nimitta di hadapan anda,
akan lantas mengambil alih proses selagi anda memperhatikan itu semua
terjadi.
Anda tidak perlu melakukan apapun di
sini oleh sebab keindahan intens dari nimitta lebih daripada mampu untuk
menahan perhatian tanpa bantuan anda. Hati-hatilah di sini, jangan
melakukan penilaian. Pertanyaan-pertanyaan seperti "Apakah ini?",
"Inikah Jhana?", "Apa yang mesti saya lakukan selanjutnya?", dan
seterusnya merupakan pekerjaan dari "si pelaku" yang mencoba untuk
terlibat kembali. Ini mengganggu proses tersebut. Anda boleh menilai
segalanya ketika perjalanan selesai. Ilmuwan yang baik hanya menilai
percobaannya ketika telah berakhir, sewaktu seluruh data masuk. Jadi
sekarang, jangan menilai atau mencoba untuk memikirkannya. Tidak perlu
menaruh perhatian pada sisi dari nimitta tersebut "Apakah itu bulat atau
oval?", "Apakah sisinya jelas atau kabur?". Ini semua tidak perlu dan
hanya mengarah lebih lanjut pada keberagaman, kemenduaan atas "di dalam"
dan "di luar", serta gangguan.
Biarkan pikiran condong ke mana ia
inginkan, yang biasanya di pusat nimitta. Pusatnyalah di mana bagian
terindah terletak, di mana cahayanya paling cemerlang dan murni.
Lepaskan dan nikmati saja perjalanannya ketika perhatian tertarik ke
pusat dan jatuh ke dalamnya, atau ketika cahaya tersebut meluas ke
sekeliling menyelubungi anda sepenuhnya. Ini, kenyataannya, merupakan
pengalaman yang serupa dan sama namun dicerap dari sudut pandang yang
berbeda. Biarkan pikiran menyatu dalam kebahagiaan. Biarkan tahap
ketujuh dari jalan meditasi ini, Jhana, muncul.
Terdapat dua rintangan umum di pintu
menuju Jhana: kegembiraan dan ketakutan. Kegembiraan ialah menjadi
bergairah. Apabila, pada titik ini, pikiran berkata "Wah, ini dia!" maka
Jhana kemungkinan besar tidak terjadi. Tanggapan "Wah" ini perlu
dihilangkan demi kepasifan mutlak. Anda dapat menunda semua "Wah" sampai
telah keluar dari Jhana, tempat mereka selayaknya. Rintangan yang lebih
mungkin, adalah ketakutan. Ketakutan muncul pada pengakuan atas kekuatan
dan kebahagiaan dahsyat dari Jhana, atau bisa pula pada pengakuan bahwa
untuk sepenuhnya masuk ke dalam Jhana, sesuatu harus ditinggalkan --
Anda! Si "pelaku" yang sunyi sebelum Jhana namun masih di sana. Di dalam
Jhana, si "pelaku" hilang seluruhnya. Si "pemerhati" tetap berfungsi,
anda tetap terjaga, namun seluruh kendali sekarang berada di luar
jangkauan. Anda bahkan tak dapat membentuk secercah pikiran pun, apalagi
membuat keputusan. Kehendak membeku, dan ini dapat nampak mengerikan
bagi pemula. Tak pernah sebelumnya dalam hidup anda alami begitu
terlucuti dari semua kendali namun begitu terjaga penuh. Ketakutannya
merupakan ketakutan atas penyerahan sesuatu yang begitu pribadi berupa
kehendak untuk bertindak.
Ketakutan ini bisa ditanggulangi
lewat keyakinan dalam Ajaran Sang Buddha, disertai daya tarik
kebahagiaan yang terletak di hadapan yang bisa dilihat sebagai
imbalannya. Sang Buddha seringkali berkata bahwa kebahagiaan Jhana
"mesti jangan ditakuti namun mesti dituruti, dikembangkan dan dilatih
sering-sering" (LATUKIKOPAMA SUTTA, MAJJHIMA NIKAYA). Jadi sebelum
ketakutan muncul, tawarkan rasa keyakinan penuh anda pada kebahagiaan
tersebut dan jagalah iman dalam Ajaran Sang Buddha beserta teladan
Siswa-siswa Mulia. Percayakan Dhamma dan biarkan Jhana memeluk anda
dengan hangat demi pengalaman bahagia tanpa-usaha, tanpa-tubuh dan
tanpa-ego yang akan paling mendalam dari hidup anda. Punyailah
keberanian untuk sepenuhnya melepas kendali sementara waktu dan alami
semua ini untuk diri anda sendiri.
Bila itu adalah sebuah Jhana maka
akan berlangsung lama. Tak layak disebut Jhana bila berlangsung hanya
beberapa menit. Biasanya, Jhana-jhana yang lebih tinggi bertahan selama
berjam-jam. Sekali di dalamnya, tiada pilihan. Anda akan keluar dari
Jhana hanya ketika pikiran telah siap untuk keluar, sewaktu "bahan
bakar" pelepasan yang dibangkitkan sebelumnya terpakai habis. Ini
merupakan keadaan kesadaran yang hening dan memuaskan yang sifat
alaminya adalah untuk bertahan selama waktu yang sangat panjang. Ciri
lainnya dari Jhana adalah bahwa ia terjadi hanya setelah nimitta dilihat
sebagaimana di atas. Lagi pula, anda mesti ketahui bahwa selagi berada
di dalam Jhana yang manapun adalah mustahil untuk mengalami tubuh
(contohnya rasa sakit jasmaniah), mendengar suara dari luar atau
menghasilkan pikiran apapun, bahkan tidak pula pikiran-pikiran yang
"baik". Yang ada hanyalah kemanunggalan pencerapan yang jernih, sebuah
pengalaman kebahagiaan tak-mendua yang berlanjut tak berubah selama
waktu yang sangat panjang. Ini bukanlah lupa daratan [trance], namun
sebuah keadaan keelingan yang meninggi. Ini dikatakan supaya anda
sendiri dapat mengenali apa yang anda anggap Jhana itu nyata atau
khayalan.
Terdapat banyak lagi pada meditasi,
namun di sini hanya metode dasar yang telah digambarkan menggunakan
tujuh tahap yang berpuncak dengan Jhana Pertama. Banyak lagi yang bisa
dikatakan mengenai "lima penghalang" dan bagaimana mereka ditanggulangi,
mengenai arti kewaspadaan dan bagaimana menggunakannya, mengenai Empat
Satipatthana dan Empat Dasar Kesaktian (IDDHIPADA) dan Lima Daya
(INDRIYA) dan, tentu saja, mengenai Jhana-jhana yang lebih tinggi. Semua
ini berhubungan dengan latihan meditasi namun mesti ditunda untuk
kesempatan lain.
Bagi mereka yang salah arah
mengganggap ini semua "hanya latihan Samatha" tanpa berkenaan dengan
Wawasan (VIPASSANA), mohon mengerti bahwa ini bukanlah Vipassana maupun
Samatha. Ini disebut "Bhavana" [pengembangan batin/cy], metode yang
diajarkan oleh Sang Buddha dan diulang dalam Tradisi Hutan di Thailand
Timur Laut di mana guru saya, YM Ajahn Chah, merupakan bagian darinya.
Ajahn Chah seringkali berkata bahwa Samatha dan Vipassana tidak dapat
dipisahkan, tidak pula pasangan tersebut dapat dikembangkan di luar
Pandangan Benar, Niat Benar, Perilaku Benar dan seterusnya.
Sesungguhnya, untuk membuat kemajuan dalam tujuh tahap di atas,
meditator perlu pemahaman dan penerimaan atas Ajaran Sang Buddha dan
perilakunya haruslah murni. Wawasan akan diperlukan untuk mencapai
masing-masing dari tahap-tahap ini, yaitu wawasan ke dalam makna dari
"pelepasan". Semakin jauh orang mengembangkan tahap-tahap ini, semakin
dalam wawasannya, dan bila anda telah mencapai sejauh Jhana maka itu
akan mengubah seluruh pemahaman anda. Boleh dibilang, Wawasan menari di
sekitar Jhana dan Jhana menari di sekitar Wawasan. Inilah Jalan menuju
Nibbana sebab, Sang Buddha berkata, "bagi ia yang menggemari Jhana,
empat hasil bisa diharapkan: Pemenang Arus, Yang Kembali Sekali, Yang
Tak Kembali, atau Arahat" (PASADIKA SUTTA, DIGHA NIKAYA).
[Disunting dari sebuah ceramah oleh
Ajahn Brahmavamso selama retret 9 hari di Perth Utara, Australia Barat,
Desember 1997. Dikutip dari Segenggam Daun Bodhi ]